السلام عليكم...جزاكم الله خيرا جزاء إلى كل من يزور هذا الموقع وأرجو منكم تستفيد وتنتفع بها إذا كانت وجدتها غير مفيدة ولا فائدة لكم فاتركها...أهلا وسهلا إلى بيتي جنتي...قال الله

تعالى: يأيها الذين ءامنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتنّ إلا وأنتم مسلمون

Wednesday 4 April 2012

keindahan malam yang makin pudar...

alhamdulillah setelah sekian lama menyepi dari meng'update' blog ,usafir ilmu ini..akhirnya ana diberi kesempatan oleh-Nya untuk memberikan sedikit coretan. harapnya kebaikan dari coretan ini dapat dikongsikan bersama. iaitu :

keindahan malam yang makin pudar....

allah berfirman :


“Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan”
(QS. A-Naba` [78] ayat 10-11)



Sungguh, malam-malam kita sudah tak seperti dulu lagi. Kesunyiannya tak pernah lagi larut dalam simponi syahdu cinta Illahi. Pertigaan malam yang sunyi pun tak terabadikan lagi dalam heningnya dzikir dan Qiyamul lail.



“(iaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenang” (QS. Ar-Ra`d [13] ayat 28)



Panjangnya waktu malam-malam kita, tak sedikiit pun larut dalam pemikiran kita. Padahal apakah sepanjang siang tadi kita telah banyak melakukan kebaikan? Atau malah sebaliknya, hanya dilakukan dalam kesia-siaan dan perilaku yang keliru. Sudahkah kita menepati kewajiban dan mengamalkan hak kita dalam fitrah kehidupan ini? iaitu mengerjakan yang menjadi perintah-Nya dan menjauhi setiap larangan-Nya. Atau merengek kehadrat Allah SWT saat larut datang menjelang, meminta pengampunan dan merasa cemas atas perbuatan yang telah dilakukan selama ini.



“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka[1] (QS. Al-Furqaan [25] ayat 63-64)
[1] Maksudnya orang-orang yang sembahyang tahajjud di malam hari semata-mata karena Allah SWT.




Silaturrahim kitapun tak seperti dulu lagi. Saf-saf jamaah di ruangan masjid terlihat renggang dan sepi. Selepas solat pun kita tidak lagi memilih untuk duduk sejenak dan berzikir, hatta membaca doa. Berlumba-lumba untuk meraih redha Allah SWT ,Padahal Allah SWT telah berfirman:



”Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan solat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At-Taubah [9] ayat 18)



”Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk di muliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang”
(QS. An-Nuur [24] ayat 36)




Jadi, dengan memperhatikan ayat di atas, betapa ruginya bila kesempatan yang mulia itu tidak segera kita ambil, iaitu memakmurkan masjid dan beribadah. Sebab, Allah SWT telah menerangkan bahawa mereka yang sudi untuk memakmurkannya, maka akan mendapatkan keimanan dan petunjuk-Nya.




Namun, ternyata semangat dalam memburu kemuliaan telah terganti dengan kesibukan duniawi dan kemalasan yang kaku. Padahal setiap diri memiliki waktu yang sama dalam hari-harinya. Lantas mengapa tetap ada yang memiliki lebih banyak kesibukan dunia namun tidak melalaikan kecintaan terhadap negeri akhiratnya?




Merekalah orang-orang soleh terdahulu. Dimana tidak seorangpun dari mereka yang hanya hidup dalam berpangku tangan atau hanya ahli ibadah. Mereka juga tetap memiliki pekerjaan dan tanggungjawab yang sama seperti kita. Bahkan apa yang harus mereka tunaikan jauh melebihi orang-orang pada umumnya. Namun begitu, mereka tetap boleh menjalani Hablumminallah dan Hablumminannas secara seimbang.




amatlah sayang, apabila banyak diantara kita yang lupa dengan kesempatan yang diberikan. Kita terus merasa bahawa waktu masih jauh dan akan tetap seperti saat ini. Padahal itu adalah peluang besar , kerana kita hanya boleh menuntut tanpa adanya usaha untuk merubah keadaan. Sehingga kesedihan pun akan membuat hidup menjadi keruh dan tidak bermakna. Menjadikan setiap perlakuan sehari-harian hanya sia-sia belaka, bahkan ianya mengajak kita untuk terus berlemah semangat dan tidak bergairah dalam menatap hari depan. Menjauh dari cahaya kebaikan dan langkah yang lurus pada kebenaran.



Tentang hal ini, maka Rasulullah SAW bersabda seraya mengingatkan kita semua sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari berikut ini:



“Ada dua nikmat dimana manusia banyak tertipu di dalamnya; kesehatan dan kesempatan” (HR. Al-Bukhari)



Untuk itulah, amal ibadah yang menjadi ruti kita selama ini, janganlah di pandang dalam kepuasaan yang berlebihan. Sebab tidak menjadi baik bila hakikat yang terkandung di dalamnya tidak diketahui. Itulah ”Iqra`” (baca) yang sebenarnya telah Allah SWT perintahkan bagi kita. iaitu mengkaji setiap permasalahan dan kelakuan hingga kita mengetahui apa yang menjadi maksud sebenarnya. Bukan hanya sekadar mengaji/membaca saja, melainkan menyelami lebih dalam setiap maknanya. Sehingga Islam yang rahmatan lil `alamin benar-benar dapat terwujud dalam kehidupan ini.



Semoga kita sentiasa menjadi hamba Allah SWT yang gemar mengenang malam-malam kehidupan dalam percintaan yang agung. Menjadikan keheningannya tetap dalam dzikir dan cinta yang sesungguhnya... Amin.

0 comments:

About This Blog

helwa telinga

Tetamu maya

free counters

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP